BUSER.ID –
Mesuji Makmur, OKI – Ironi pedih menyelimuti dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). SMPN 2 Mesuji Makmur, yang seharusnya menjadi oase ilmu bagi generasi penerus, justru terjerembap dalam kubangan kemiskinan infrastruktur yang mengiris hati.
Dugaan penyelewengan dan praktik mark-up anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2024 dan 2025 menjadi penyebab utama dari kondisi menyedihkan ini.
Tim investigasi media yang terjun langsung ke lokasi pada Rabu (26/11/2025) mendapati pemandangan yang kontras dengan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Plafon-plafon kelas menganga lebar, mengancam keselamatan dan kenyamanan para siswa.
Dinding-dinding yang kusam dan mengelupas menjadi saksi bisu hilangnya dana pemeliharaan sekolah yang seharusnya menjadi penyelamat.
“Sangat memprihatinkan melihat kondisi sekolah seperti ini. Ke mana dana BOS yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi peningkatan kualitas pendidikan? Ini adalah pengkhianatan terhadap amanah yang telah diberikan,” ujar seorang jurnalis yang ikut dalam investigasi.
Kondisi ini memicu reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat. Heriyanto, ujung tombak tim investigasi DPC OKI dari organisasi masyarakat pendukung Gibran (MPG), dengan nada berang menyatakan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam.
“Kami akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Ini bukan sekadar masalah kerusakan fisik, melainkan indikasi kuat adanya praktik korupsi yang terstruktur dan sistematis. Dana BOS adalah hak siswa, dan kami tidak akan membiarkan hak itu dirampas oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegas Heriyanto.
Lebih lanjut, Heriyanto mempertanyakan alokasi dana BOS sebesar Rp1.160.000 per siswa yang seharusnya diterima oleh SMPN 2 Mesuji Makmur.
“Ke mana dana Rp1.160.000 per siswa itu? Mengapa sekolah ini justru semakin terpuruk dalam kerusakan? Kami menduga kuat bahwa dana tersebut telah ditilap atau bahkan difiktifkan. Kami akan menyerahkan semua bukti yang kami miliki kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera ditindaklanjuti,” imbuhnya dengan nada geram.
MPG OKI juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para orang tua siswa dan tokoh masyarakat, untuk bersama-sama mengawal kasus ini. “Mari kita awasi dan pastikan agar dana pendidikan benar-benar digunakan untuk kepentingan siswa dan kemajuan sekolah. Jangan biarkan praktik-praktik koruptif merusak masa depan generasi penerus bangsa,” pungkas Heriyanto.
Semantara itu kepala sekolah SMPN 2 mesuji makmur saat di hubungi kamis/27/11/2025 melalui via wasthap tidak ada respon terkesan hanya di baca.Publik menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini dan menyeret para pelaku ke pengadilan.
Kasus SMPN 2 Mesuji Makmur ini menjadi peringatan keras bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk lebih transparan dan akuntabel dalam mengelola dana publik, demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh anak Indonesia…(tim)

