Garut, Pengerjaan Hotmix Jalan Desa yang berlokasi di Kampung Cikondang Wetan, RT. 03, RW.06. Desa Sukalilah, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut terlihat kurang berkualitas. Realita itu sontak memancing sejumlah warga komplain atas hasil hotmix yang tidak berkualitas terhadap pemerintahan desa tersebut sebagai pelaksana kegiatan. Diduga kegiatan pembangunan jalan hotmix itu tidak sesuai dengan RAB. Namun perangkat Desa Sukalilah malah menanggapinya dengan tersenyum.
Diketahui, kegiatan pembangunan hotmix jalan desa volumenya 215 m x 4 m x 004m dengan sumber dana dari Dana Desa Tahun Anggaran 2023 dengan anggarannya sebesar Rp.154.811.000.,(plus PPN, PPH, dan BOP) dengan pelaksananya adalah Pemerintah Desa yang dikerjakan pada hari Minggu.
lalu,16 Agustus 2023.

Salahseorang Warga yang tidak mau di sebut identitasnya (sebut saja Ibu US) menyampaikan, jalan desa itu diaspalnya Minggu kemarin. Pengaspalannya tipis lagi. “Inimah gak bakal lama! Karena yang lewat ke jalan ini, banyak truk yang besar. Jelas tidak akan kuat lama,” ujarnya.
“Kata yang bekerjanya, sewaktu ditanya saya, itu tidak sesuai dengan yang dipesannya. Kenapa tidak tebal? ini kan Jalan Besar yang banyak dilewati mobil besar yang bawa material ke Desa Girimukti Kecamatan Kersamanah, dan yang lainnya,” kata seorang warga Kampung Kondang Wetan RT.03, RW.06, pada Rabu kemarin 16 Agustus 2023.
“Kalau buat saya sendiri mah, Alhamdulillah. Tapi orang lain juga bertanya, kenapa hotmixnya sangat tipis dan tidak rata?” imbuhnya..
Menurut pantauan warga, terlihat saat dilaksanakan pengerjaan hotmix pada hari Minggu, masyarakat banyak yang menyaksikan pengerjaannya. dan ada sebagian dari Pemerintahan Desa Sukalilah menjadi mandor.
“Waktu itu saya juga menegur pada pekerjanya, dengan melontarkan kata permisi, ia bicara kalau penggilasannya belum rata. Tuh bapak bisa lihat sendiri!” katanya sambil menunjukan ke arah jalan yang sudah diaspal.
“Memang demikian adanya, malah pekerjaannya tersebut mengarahkan saya bicara ke pelaksana kegiatan,” tutur warga yang tidak mau disebutkan jati dirinya.
Selain warga tersebut, ada juga sesosok warga yang turut nimbrung. ” Eh, kenapa saya harus ngomong ke pengawasnya, tapi kata saya, eta sebagai pelaksananya?
Ia menjawab, panginten (red.mungkin).
“Kenapa asal asalan mengerjakannya? saya gituin aja,” semprot seorang warga.
“Tuh Desa Girimukti mah, karena ada warga yang komplain kepada kepala desanya, besoknya langsung diulang lagi, diratakan kembali,” tuturnya.
“Di sini juga, maunya begitu. Tapi disini mah engga, udah di kubik katanya,” jelas warga.
Begitupun salahseorang warga, sebut saja ET (masih warga Kampung Kondang Wetan RT. 03, RW.06, ketika komplain, mendapat jawaban yang sama dari perangkat desa. “katanya sudah di kubik, katanya sudah jatahnya cuman segini, jadi tidak bisa menambah lagi, kalau mau nambah silakan, tapi mau-mau bayar berapa lagi, katanya menjelaskan sama saya,” ungkap ET.
Berdasarkan informasi, ternyata banyak truk besar yang lewat ke jalan desa tersebut. Oleh karena itu banyak warga yang bicara Saja, bahwa kalau digilasnya seperti ini, cuma berapa kali saja, hotmix itu gak lama juga bakal ambrol.
Sementara itu, perangkat desa yang mendengar komplain warga, ekspresinya malah cuman senyum aja. Padahal dari tahun 2000 warga berharap sekali jalan ini diperbaikinya, “Ya seperti saat ini dihotmix. Tapi, sayang seribu sayang, hasil hotmix-nya seperti ini tak berkualitas. Sapertinya pengerjaan hotmix itu asal jadi saja,” ungkap komplain warga. ( TIM ).